Pilihan yang Sulit
Selasa, Februari 24, 2009 | Author: BundAditya
Pada postingan kemarin, bunda cerita kalo bunda ga jadi di-PHK dan dapat tawaran posisi di divisi lain. Tapi kemudian setelah bunda pertimbangkan masak-masak, akhirnya bunda tolak tawaran itu dan memilih di'rumahkan' aja. Apa bunda ga nyesel dengan keputusan itu dan buang kesempatan yang ada? Mungkin kalo dibilang sayang harus melepas kesempatan yang ada, memang sayang. Tapi bunda yakin Allah pasti akan memberi rezekiNya dengan jalan lain lagi.

Pertimbangan bunda menolak tawaran itu, karena Mbah Utinya Adit di Sby baru aja keluar dari Rumah Sakit. Di rumah cuma sama Mbah Kakung aja, jadi bunda pikir lebih baik bunda nemenin Mbah Uti aja di Sby. Pertimbangan lainnya, job baru yang ditawarkan ke bunda mengharuskan bunda sering ninggalin Adit ke luar kota. Paling ga 4x dalam seminggu bunda mesti ke luar kota. Sebagai quality controll, Bunda jadi sering masuk malam (sekitar jam 10 malam sampe pagi)dan bunda mesti bawa mobil sendiri kalo keluar kota gitu. Bunda kudu udah standby di unit sejak sore hari biar masuknya malam. Selama ini posisi itu banyak dipegang oleh pria yang belum berkeluarga. Sebenarnya bunda merasa tersanjung juga karena perusahaan mempercayakan bunda di posisi itu, tapi kalo harus sering ninggalin keluarga???

Belum lagi Mbak Ninik yang momong Adit selama ini juga minta berhenti. Alhasil kalo bunda jadi kerja, bunda mesti cari orang baru dan mesti ngajarin dulu. Takutnya kalo orangnya tiba-tiba keluar, padahal bunda mesti kerja keluar kota.....siapa yang njagain Adit. Adit juga ga mungkin dititipin di rumah Mbahnya, kasihan nanti Mbahnya malah tambah capek. Jadi untuk saat ini biar bunda aja yang jaga.

Sekarang bunda sih jauh lebih rileks, lebih tenang, lebih santai....
Dan seperti rencana awal bunda pulang ke Sby aja, biar bapak tetap tinggal di Psrn. Nanti seminggu sekali bapak biar pulang ke Sby.
Jadi sekarang bunda tinggal menghitung hari aja....secara per 1 maret gitu lho...
This entry was posted on Selasa, Februari 24, 2009 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

12 komentar:

On 25 Februari 2009 pukul 09.19 , mommy adit mengatakan...

Kalau aku jadi bunda Adit.. sepertinya memilih berhenti juga...

BTW, dapet pesangon kan ya? lumayan buat modal usaha.. hehehe..

 
On 25 Februari 2009 pukul 10.42 , Nia mengatakan...

aduuhh bun...ikut sedih mbacanya...tp emang udah jalannya kali yaaa....pas si mbak minta berhenti kerja, pas eyang uti baru sembuh sakit, pas ditawarin kerja yg jam kerjanya gak normal...jadi emang pilihan terbaik ya berhenti kerja...tp harus yakin...pasti ALLAH punya rencana lain yg lebih baik.....mdh2an secepatnya dpt pekerjaan pengganti yg lebih baik...tp percaya dech...rejeki itu gak akan kemana..

 
On 25 Februari 2009 pukul 17.06 , BundAditya mengatakan...

# Mommy Adit : He he iya mom...untungnya sih pesangonnya lumayan juga

# Nia : Amien.... Mama Ina, semoga ntar dapat penggantinya yang jauh lebih baik.

 
On 26 Februari 2009 pukul 10.39 , Ummu Faaza mengatakan...

saya setuju dengan koment mommy adit dan mbak nia. Salut untuk keputusan bunda aditya, ditengah krisis begini pastinya itu bukan keputusan yg mudah. Tetep semangat ya!

 
On 27 Februari 2009 pukul 10.18 , BundAditya mengatakan...

# Ummu Faaza : Iya Ummu semoga ini keputusan yang terbaik.

 
On 27 Februari 2009 pukul 13.16 , Anonim mengatakan...

salam kenal bu
wah asyik ya tulisanya
ikut baca2 nich thanks

 
On 27 Februari 2009 pukul 13.16 , Anonim mengatakan...

salam kenal bu
wah asyik ya tulisanya
ikut baca2 nich thanks

 
On 27 Februari 2009 pukul 17.27 , Riema Ziezie mengatakan...

sabar sabar mbaku sayang...zie rasa itu pilihan yang tepat memprioritaskan keluarga...Rizki kan Kuasa Ilahi yakinlah dengan kt menyayangi keluarga karena-Nya insyaAllah Allah akan menggantinya dgn rizki yg lebih baik.amin

 
On 28 Februari 2009 pukul 14.54 , phiena-venus mengatakan...

jadinya.. brenti kerja ya mb.
Mudah2an dpt rezeki pengganti yg lebih baik. Amiinn
Masih bisa onlen ga? Kangen ntar kalo ga ol lagi

 
On 1 Maret 2009 pukul 07.33 , Anonim mengatakan...

Aku sedih bacanya. Tapi juga bangga sama mbak Lidya. Keputusan bekerja/anak memang tak pernah jadi keputusan mudah.
Aku dulu juga begitu. Berhenti dengan posisi akhir sebagai Direktur karena Destin.
Sekarang, jadi freelance aja di rumah.

 
On 3 Maret 2009 pukul 15.35 , Kangmastyo mengatakan...

Bagaimanapun keluarga nomor satu. Satu nasehat yang saya ingat, pekerjaan boleh jadi akan memberhentikan kita, tapi sebuah keluarga akan terus bersama (Insya Allah) hingga ajal menjelang.

 
On 3 Maret 2009 pukul 18.00 , Anonim mengatakan...

Setuju mbak. Selamat jadi FTM. Bikin kerjaan di rumah aja, mbak. Lagi tren, tuh, ibu kerja dari rumah.

 

Adityakoe

Lilypie 2nd Birthday Ticker
Daisypath Anniversary Years Ticker